Hidup di dunia ini merupakan suatu anugrah
yang sangat besar. Mengemban tugas sebagai pemimpin dimuka bumi adalah amanah
yang tidak terhingga. Merasakan nikmat hidup sebagai makhluk yang paling
sempurna memberikan banyak pelajaran yang akan terus memompa hidup menjadi
pribadi yang lebih baik.
Layaknya sebagai manusia lainnya, kita hidup
tak selalu seperti apa yang kita harapkan. Tatkala saat kita berencana namun
Allah berkehendak lain dengan recanaNya sendiri. Hal tersebut kadang kala
membuat kita merasa kecewa. Dan apa yang sudah dipersiapkan sejak awal tersebut
seakan tidak berarti. Misalnya anda sedari awal memasuki SMA bercita-cita ingin
menjadi Dokter. Anda belajar dengan sungguh-sungguh, tidak peduli siang dan
malam anda terus mengasah diri untuk menjadi apa yang anda cita-citakan
tersebut yakni menjadi seorang dokter.
Selang beberapa waktu berlalu, tiba saatnya
anda dihadapkan pada suatu saat yang menentukan tercapainya cita-cita tersebut.
Namun bukan lah hal yang diharapkan yang menjadi kenyataan. Cita-cita tersebut
harus anda relakan, sebab anda dinyatakan tidak lolos mengikuti seleksi
kedokteran yang sudah dijalani. Pahit memang rasanya menerima kenyataan
tersebut. Setelah apa yang dilalui untuk mengejar target tersebut, namun kini
kandas tidak lagi ada harapan. Anda yang bercita-cita menjadi seorang dokter
harus menerima kenyataan bahwa anda berkuliah di fakultas pendidikan.
Hal tersebut seringkali membuat rasa syukur
kita kepada sang maha Pencipta hilang. Padahal Allah tau apa yang terbaik untuk
hamba-hambanya. Maka saat kita berada diposisi demikian satu hal yang harus
diingat. Bahwa skenario Allah meupakan skenario yang terindah. Sudah
sepatutnyalah kita berserah diri hanya kepadanya dan meyakinkan diri bahwa
itulah yang terbaik untuk diri kita.
Disisi lain ada orang merasa belum diberikan
apa-apa selama hidupnya atau merasa apa yang di dapat merupakan hasil kerja
kerasnya sendiri. Kedua hal ini merupakan penyebab dari hilangnya rasa syukur
kita kepadaNya. Bersikap sombong dengan apa yang telah dilakukan membuat kita
merasa diri ini hebat. Dan ini merupakan suatu hal yang sangat berbahaya.
Orang yang merasa bahwa selama dalam hidupnya
belum diberikan apa-apa beranggapan bahwa hidup ini tidaklah adil. Orang
seperti ini selalu saja meliha keatas atau melihat orang-orang yang lebih
sukses dari pada dirinya, sehingga melupakan orang-orang yang bahkan untuk
menyiapkan makananpun tidak ada. Sehingga tidak melahat apa yang sudah Allah
berikan kepadanya. Jika ada orang yang memiliki rejeki lebih secara tidak
langsung orang itu beranggapan bahwa hidup ini tidk adil dan kesadaran dirinya tertutup dan lupa atas rizki
yang Allah berikan.
Sesungguhnya orang-orang seperti ini tidak
akan merasa cukup atas apa yang diberikan kepadanya. Padahal Allah maha
pengasih lagi maha penyayang. Maka sudah sepatutnyalah kita bersyukur atas apa
yang diberikanNya. Atas hidup didunia ini dan merasakan dinamika perjalanan
hidup yang luar biasa. Buktikanlah syukur kita melalui ibdah kepadanya. Sebab
jika kita bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah, niscaya Allah akan
tambahkan rezeki tersebut. Mudah-mudah kita semua selalu diberikan rasa syukur
sepanjang waktu kita, agar kelak saat akhir perjalanan ini telah tiba kita
berada didalam posisi syukur kita kepadaNya.
--
Penulis: Restu Ginanjar
--
Penulis: Restu Ginanjar
--
Kak, jangan lupa tinggalkan komentar ya!
Kak, jangan lupa tinggalkan komentar ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar